Mengheningkan Cipta untuk Pahlawan Kita

Mengheningkan Cipta adalah ungkapan yang sering kita dengar ketika mengikuti upacara 17 Agustus atau upacara bendera setiap hari Senin di sekolah. Ungkapan tersebut merupakan judul lagu dari salah satu lagu wajib nasional. Ungkapan tersebut diucapkan oleh pembina upacara yang biasanya dimulai dengan ungkapan “untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mendahului kita, mari kita mengheningkan cipta, mengheningkan cipta mulai” dan kemudian diiringi lagu mengheningkan cipta.
Ketika kita mengheningkan cipta sambil menundukkan kepala, apa sebenarnya yang kita kenang dari para pahlawan, apakah hanya sekedar menundukkan kepala tanpa ada kenang(an) yang berarti. Ketika kondisi seperti ini terjadi, pertanyaannya adalah apakah kita termasuk orang yang menghargai para pahlawan atau tidak. Padahal kita sering mendengar ungkapan “bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai jasa-jasanya pahlawannya”.
Untuk mengenang para pahlawan, perlu kita kenal siapa itu pahlawan dan apa yang mereka lakukan sehingga disebut pahlawan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani (KBBI versi online, http://kbbi.web.id). Selain itu, berdasarkan lirik lagu mengheningkan cipta yang berbunyi “Nan gugur remaja diribaan bendera” dan “Bela nusa bangsa” menunjukkan bahwa pahlawan adalah orang yang gugur demi menegakkan bendera negara dan demi membela nusa dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pahlawan yang dimaksud adalah seseorang yang gagah dan berani serta rela mengorbankan apapun untuk sebuah kebenaran, yakni membela nusa dan bangsa.
Begitu juga halnya pada dua lirik terakhir dari lagu mengheningkan cipta, yakni “Kau Cahya pelita” dan “Bagi Indonesia merdeka”. Dua lirik tersebut menggambarkan bahwa para pahlawan bagaikan lampu yang memberikan cahaya dan dengan cahaya lampu mereka mampu menuntun Indonesia menjadi negara yang merdeka. Namun, demi menjaga lampu agar tetap bercahaya, para pahlawan rela mengorbankan harta dan nyawa.
Jadi, ketika mengheningkan cipta, seyogyanya kita bersyukur kepada Allah swt atas kemerdekaan Indonesia yang dianugerahkanNya melalui perjuangan dan pengorbanan para pahlawan, juga berterima kasih kepada para pahlawan yang rela berkorban demi bangsa dan negara Indonesia. Karena pengorbanan mereka, kita (sekarang) bisa tertawa dan tersenyum, sedangkan mereka (dulu) dipenuhi duka dan ancaman.
Ternyata adanya kemerdekaan, kebebasan, kesuksesan, dan kenyamanan yang kita nikmati saat ini merupakan hasil dari pengorbanan masa lalu yang dilakukan para pahlawan. Begitu juga, ketika saat ini kita dapat bekerja di sebuah lembaga/institusi, itupun karena jasa dan perjuangan para pendiri lembaga/institusi. Sekarang apakah kita hanya cukup menikmati semua kenikmatan itu, seandainya hal ini yang terjadi, bagaimana generasi akan datang?
Setelah menghening sejenak dan rasa syukur, sudah sepantasnya kita melakukan cipta. Cipta adalah kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif (KBBI versi online, http://kbbi.web.id). Oleh karena itu, sebagai rasa syukur dan sebagai upaya melanjutkan perjuangan para pahlawan, kita harus berpikir dan berbuat sesuatu yang kreatif dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara kita, Indonesia tercinta, dan atau dalam skala kecil untuk lembaga/institusi tempat kita bekerja. Apapun kebaikan yang kita lakukan hari ini akan membentuk kebaikan masa depan, begitu juga sebaliknya.
Dengan peringatan hari pahlawan nasional 10 Nopember 2014, mari kita mengheningkan cipta untuk pahlawan kita, untuk mengenang jasa yang mereka lakukan dan mari kita berbuat sesuatu yang kreatif dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.



 Comment with Facebook

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan kami. Kami berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.